Apa Alasan Perceraian Karena Perselisihan yang di Perbolehkan?

Jasa Cerai – Alasan perceraian karena perselisihan bisa beragam. Temukan apa saja penyebab utama perselisihan dalam pernikahan yang dapat berujung pada perceraian.
Pernikahan adalah ikatan yang melibatkan dua individu dengan latar belakang, cara pandang, dan karakter yang berbeda. Tidak jarang, perbedaan tersebut menjadi sumber perselisihan yang kerap terjadi dalam rumah tangga.
Awalnya mungkin tampak sepele, namun jika dibiarkan terus menerus, perselisihan yang tidak kunjung terselesaikan bisa menjadi alasan utama perceraian. Banyak pasangan yang akhirnya mempertimbangkan perceraian setelah mengalami konflik yang tak pernah ada ujungnya.
Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang alasan perceraian karena perselisihan. Tentu saja, perceraian bukanlah jalan keluar yang mudah, tetapi sering kali menjadi langkah terakhir bagi pasangan yang merasa tidak ada lagi solusi untuk masalah yang dihadapi.
Tentang Perceraian
Sebelum masuk ke dalam rincian alasan-alasan yang dapat menjadi penyebab perceraian karena perselisihan, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu tentang perceraian itu sendiri.
Perceraian adalah proses hukum yang sah yang memutuskan ikatan pernikahan antara dua orang. Di Indonesia, perceraian dapat diajukan ke pengadilan agama atau pengadilan negeri, tergantung pada status agama pasangan tersebut.
Dalam proses perceraian, pengadilan akan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk alasan yang diajukan oleh masing-masing pihak.
Salah satu alasan yang sering muncul adalah adanya perselisihan yang terus-menerus dalam rumah tangga. Nah, mari kita ulas lebih dalam tentang alasan-alasan tersebut.
Statistik Perceraian di Indonesia
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2023, jumlah perceraian di Indonesia tercatat sebanyak 463.654 kasus. Dari jumlah tersebut, sekitar 62% atau 251.828 kasus disebabkan oleh perselisihan dan pertengkaran yang terus-menerus tanpa ada peluang untuk rukun kembali.
Faktor perselisihan ini sering kali berakar dari masalah komunikasi yang buruk, perbedaan pendapat yang tidak dapat diselesaikan, hingga stres akibat tekanan eksternal seperti pekerjaan atau masalah keluarga besar.
Jika tidak ditangani dengan bijak, konflik-konflik kecil ini dapat berkembang menjadi masalah besar yang merusak hubungan pernikahan secara signifikan.
Baca Juga : Alasan Perceraian yang Diterima Pengadilan
Alasan Perceraian Karena Perselisihan
Perselisihan dalam pernikahan bisa muncul dalam berbagai bentuk. Terkadang, masalah kecil yang tidak segera diatasi dapat berkembang menjadi konflik besar yang merusak hubungan.
Berikut adalah beberapa alasan perceraian yang sering terjadi akibat perselisihan yang tak kunjung terselesaikan.
1. Perbedaan Pendapat yang Tak Bisa Diselesaikan
Perbedaan pendapat dalam pernikahan adalah hal yang wajar. Setiap orang membawa pemikiran dan perspektif berbeda ke dalam hubungan. Namun, jika perbedaan ini terus-menerus berujung pada ketidakmampuan untuk mencapai kesepakatan, bisa jadi ini menjadi alasan perceraian.
Sebagai contoh, dalam hal perencanaan keuangan, banyak pasangan yang tidak sepakat tentang cara mengelola uang atau prioritas pengeluaran. Konflik semacam ini jika tidak ditangani dengan bijak bisa menyebabkan ketegangan yang berujung pada perasaan frustasi.
Contoh Kasus:
Seorang istri yang merasa suaminya terlalu boros dan sering menghabiskan uang untuk hal-hal yang tidak penting. Meskipun sudah berulang kali dibicarakan, suami tetap tidak berubah. Konflik ini akhirnya berkembang menjadi permasalahan yang lebih besar, mempengaruhi hubungan mereka, dan menjadi salah satu alasan perceraian.
2. Komunikasi yang Buruk
Komunikasi adalah fondasi utama dalam sebuah hubungan. Jika komunikasi dalam pernikahan buruk, kesalahpahaman dapat dengan mudah terjadi.
Pasangan yang tidak bisa saling berbicara dengan baik sering kali merasa terabaikan atau tidak dipahami. Hal ini dapat menciptakan jarak emosional yang semakin dalam seiring berjalannya waktu.
Salah satu masalah umum dalam komunikasi yang buruk adalah ketika pasangan tidak mendengarkan dengan penuh perhatian atau sering menghindar saat ada masalah.
Ketika salah satu pihak merasa tidak didengar, mereka bisa merasa kesal dan akhirnya memilih untuk mengakhiri hubungan.
Contoh Kasus:
Seorang suami yang selalu mengabaikan percakapan tentang masalah rumah tangga dan lebih memilih bermain ponsel. Istri merasa bahwa suaminya tidak peduli, dan ini menyebabkan rasa frustrasi yang mengarah pada konflik besar.
3. Pertengkaran Emosional
Pertengkaran emosional adalah jenis konflik yang lebih mendalam dan melibatkan perasaan hati. Ketika pasangan sering terlibat dalam pertengkaran yang penuh dengan kemarahan, kebencian, atau bahkan perasaan terhina, hubungan mereka bisa menjadi sangat tegang.
Emosi yang tidak dikelola dengan baik dapat membuat masalah kecil menjadi besar, dan pasangan merasa tidak ada lagi tempat untuk mencari solusi bersama.
Jika pertengkaran emosional terjadi secara terus-menerus, itu bisa merusak rasa saling percaya dan kasih sayang dalam hubungan.
Contoh Kasus:
Sebuah keluarga yang sering terlibat dalam pertengkaran yang melibatkan kata-kata kasar atau ejekan. Meskipun mereka berusaha memperbaiki keadaan, emosi yang sudah terluka sulit untuk disembuhkan dan membuat hubungan mereka semakin renggang.
4. Pengkhianatan atau Ketidaksetiaan
Pengkhianatan adalah salah satu penyebab utama perceraian. Ketidaksetiaan baik dalam bentuk perselingkuhan fisik maupun emosional dapat menghancurkan kepercayaan dalam hubungan.
Setelah mengalami pengkhianatan, banyak pasangan merasa sulit untuk melanjutkan pernikahan mereka karena rasa sakit dan kekecewaan yang mendalam.
Bahkan jika pasangan meminta maaf atau berjanji untuk berubah, rasa sakit akibat pengkhianatan seringkali sulit untuk disembuhkan, dan beberapa orang merasa bahwa perceraian adalah cara terbaik untuk melanjutkan hidup.
5. Ketidakmampuan untuk Menyelesaikan Konflik
Setiap pasangan pasti menghadapi konflik. Namun, masalahnya muncul ketika pasangan tidak memiliki keterampilan untuk menyelesaikan konflik secara sehat.
Jika setiap perbedaan pendapat berakhir dengan pertengkaran, atau jika masalah tidak pernah diselesaikan, maka hubungan akan terancam. Pasangan yang tidak bisa menyelesaikan konflik dengan cara yang konstruktif sering kali merasa hubungan mereka tidak bisa lagi diperbaiki.
6. Perubahan dalam Prioritas atau Tujuan Hidup
Seiring berjalannya waktu, setiap orang mengalami perubahan dalam diri mereka, termasuk dalam hal prioritas atau tujuan hidup.
Jika pasangan tidak mampu beradaptasi dengan perubahan tersebut, atau jika tujuan hidup mereka sudah terlalu berbeda, ini bisa menyebabkan perselisihan yang berujung pada perceraian.
Contoh Kasus:
Seorang suami yang ingin fokus pada karir dan perjalanan hidupnya, sementara istrinya lebih memilih untuk menetap dan fokus pada keluarga. Perbedaan ini terus menerus menimbulkan ketegangan dalam hubungan mereka.
7. Intervensi Pihak Ketiga
Terkadang, masalah dalam pernikahan datang dari luar, seperti campur tangan keluarga atau teman yang tidak mendukung hubungan.
Jika pasangan merasa bahwa pihak ketiga terus menerus mencampuri urusan mereka, ini bisa menambah ketegangan dalam hubungan.
Contoh Kasus:
Istri yang merasa bahwa ibunya terlalu sering mengkritik suaminya, atau suami yang merasa bahwa keluarganya lebih penting daripada dirinya. Hal ini menciptakan kesenjangan yang semakin besar dalam hubungan mereka.
Jika Anda sedang mempertimbangkan perceraian karena perselisihan yang tidak kunjung usai, penting untuk mendapatkan bantuan profesional dalam proses hukum. Layanan jasa urus surat cerai di Bekasi dapat membantu Anda mengurus segala keperluan administratif dan hukum yang diperlukan untuk perceraian.
Dengan bantuan pengacara yang berpengalaman, proses perceraian Anda akan lebih lancar dan terarah.
Baca Juga : Berapa lama waktu proses perceraian?
FAQs
1. Apakah perselisihan dalam pernikahan bisa menjadi alasan perceraian?
Ya, jika perselisihan tidak dapat diselesaikan dan menyebabkan ketegangan emosional atau fisik yang berkepanjangan, maka itu bisa menjadi alasan yang sah untuk mengajukan perceraian.
2. Bagaimana cara menyelesaikan perselisihan tanpa berujung perceraian?
Penting untuk berkomunikasi dengan jujur dan terbuka, mencari bantuan konseling pernikahan, serta mencari solusi bersama untuk menyelesaikan masalah.
3. Apakah pengadilan akan menerima alasan perceraian karena perselisihan?
Pengadilan biasanya akan mempertimbangkan alasan perselisihan yang dapat membuktikan bahwa hubungan sudah tidak dapat dipertahankan lagi. Ini termasuk bukti pertengkaran, pengabaian, atau ketidaksetiaan.
Kesimpulan
Perceraian karena perselisihan bukanlah keputusan yang mudah, tetapi terkadang itu adalah jalan terakhir bagi pasangan yang merasa tidak ada lagi harapan untuk memperbaiki hubungan.
Menghadapi perselisihan dalam pernikahan membutuhkan usaha bersama untuk saling memahami dan mencari solusi yang terbaik. Namun, jika konflik sudah terlalu rumit untuk diselesaikan, perceraian mungkin menjadi langkah yang perlu dipertimbangkan.
Jika Anda sedang mempertimbangkan untuk mengajukan perceraian atau membutuhkan bantuan hukum terkait masalah ini, jangan ragu untuk menghubungi kami di jasacerai.com untuk mendapatkan konsultasi dan pendampingan hukum yang tepat.
Kami siap membantu Anda melalui proses perceraian dengan cara yang lebih mudah dan aman.